CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA– Tak dapat dipungkiri, Jenderal Besar Haji Mohammad Soeharto (1921 – 2008), atau akrab dipanggil Pak Harto, adalah salah satu tokoh penting bangsa Indonesia. Kiprahnya tercatat sejak menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia tahun 1945, prajurit yang menyelamatkan bangsa dari kudeta G30S/PKI tahun 1965, hingga menjadi presiden Republik Indonesia yang gigih dan konsisten membangun negara dan bangsanya selama 31 tahun.
Menariknya, dalam kehidupan pribadi Pak Harto bukan bulan kelahirannya yang istimewa yakni bulan Juni (beliau lahir pada 8 Juni 2021 di Yogyakarta) namun justru bulan Maret. Tidak kurang dari 15 peristiwa bersejarah yang melibatkan Pak Harto terjadi di bulan Maret.
Peristiwa bersejarah itu menurut Mahpudi dalam pengantar buku Maret Bulan Pak Harto, menjadi dasar pertimbangan mengapa bulan Maret menjadi momentum mengingat jasa jasa terbaik salah satu putera terbaik Indonesia. Lima belas peristiwa bersejarah yang disusun berdasarkan Tahun itu, antara lain :
Pak Harto memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 telah membuka mata dunia bahwa eksistensi kedaulatan negara Republik Indonesia masih ada. Serangan Umum selama 6 jam di Yogyakarta, mematahkan propaganda Belanda di dunia Internasional yang menyatakan Indonesia sudah tidak lagi tegak berdiri sejak para pemimpin pemerintahan berhasil ditangkap.
Pak Harto menjadi Komandan Resimen Infanteri 15, 1 Maret 1953
Berbagai keberhasilan tugasnya sebagai seorang Prajurit TNI, meneguhkan Pak Harto ditunjuk sebagai Komandan Resimen Infanteri 15 berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah. Penugasan ini menjadi titik penting dalam perjalanan pengabdian Pak Harto di dunia milter masa berikutnya.
Pak Harto menjadi Panglima TT-IV/Diponegoro, 1 Maret 1956
Jalan karier militer Pak Harto terus menanjak, setelah sebelumnya awal tahun 1956 sempat sebagai Staf Umum Angkatan Darat (SUAD), pada 1 maret 1956 Pak Harto diangkat sebagai Panglima TT-IV/ Diponegoro. Pangkatnya kemudian dinaikan sebagai Kolonel pada ! November 1956 (efektif mulai 1 Januari 1957).
Baca Juga : Maret Bulan Pak Harto
Pak Harto menjadi Panglima Korps Caduad, 1 Maret 1961
Usai mengikuti pendidikan SSKAD di Bandung dengan predikat lulusan terbaik, Pak Harto kembali meniti karier militernya. Ia ditempatkan di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta, dengan pangkat Brigadir Jenderal. Tepat 1 maret 1961 Pak Harto diangkat sebagai Panglima Corps Tentara 1 Cadangan Umum Angkatan Darat (CADUAD). Korps ini kelak berkembang menjadi Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (Kostrad).
Pak Harto menerima Surat Perintah 11 Maret 1966
Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) oleh PKI yang tidak disikapi tegas oleh Presiden Soekarno mengakibatkan gejolak dan kemarahan masyarakat yang berujung dengan aksi demonstrasi besar besaran dari mahasiswa agar PKI dibubarkan. Akibat tekanan demi tekanan itulah yang akhirnya membuat Presiden Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966 menerbitkan Surat Perintah kepada Letjen Soeharto sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat untuk atas nama presiden mengambil segala tindakan yang dianggap perlu agar terjamin keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan.
Pak Harto menjadi Pejabat Presiden, 12 Maret 1967
Kondisi situasi negara yang tidak baik baik saja serta ketidaktegasan sikap Presiden Soekarno terhadap masalah PKI, mengakibatkan MPRS menggelar Sidang Istimewa yang mencabut kekuasaan Presiden Soekarno. MPRS sepakat untuk mengangkat Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden sampai terpilihnya presiden baru hasil Pemilu. Penetapan dan pelantikannya berlangsung pada 12 maret 1967. (KNB)
Lanjut tulisan berikutnya : Pak Harto menjadi Presiden Kedua Republik Indonesia.
