Historia

Soeharto, Umat Muslim, dan Media Islam Republika

×

Soeharto, Umat Muslim, dan Media Islam Republika

Sebarkan artikel ini

CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Netizen dikejutkan dengan kabar dijualnya gedung eks Republika, sebuah media nasional yang bernafaskan Islam. Media ini memiliki tempat yang spesial di hati umat Muslim karena nilai pemberitaan yang kuat dan cerdas. Di balik itu, ada peran Soeharto dalam pendirian media Islam tersebut.

Soeharto kerap dituding sebagai sosok yang anti terhadap pers. Tuduhan itu tentunya masih diperdebatkan, salah satu faktanya adalah dengan adanya campur tangan Soeharto dalam pendirian media Islam terbesar di Indonesia, Harian Umum Republika pada Januari 1993.

Proses berdirinya Harian Umum Republika tidak terlepas dari peran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Proses tersebut sesuai dengan realisasi hasil Silaknas I ICMI yang terbentuk rencana kerja konvergensi.

Kemudian pendirian Republika dinyatakan secara tegas dalam program ICMI yang berbentuk Rencana Kerja Jangka Menengah (Rensi Jannah) dan Rencana Kerja Jangka Tahunan (Rensi Jannatun). Pada proses pendirian Harian Umum Republika, ICMI bekerja sama dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang penerbitan koran.

Mereka di antaranya adalah wartawan yang sebelumnya menangani Harian Berita Buana, dan wartawan berpengalaman lainnya seperti Parni Hadi dari Antara. Mereka sepakat menamakan Koran yang akan dibentuk bernama Republik. Kemudian setelah Ketua Umum ICMI kala itu, BJ Habibie, meminta pendapat dan surat izin penerbitan pers (SIUPP) kepada Presiden Soeharto, Soeharto lantas mengubahnya menjadi Republika.

Tanpa berpikir untuk menghambat langkah pers, Presiden Soeharto melegalkan pendirian Harian Umum Republika. Kemudian ICMI melakukan persiapan-persiapan untuk pendirian Republika. Hal tersebut dilaksanakan agar nanti Republika tidak hanya bertahan satu hingga dua tahun saja, mengingat jumlah koran terlalu banyak, sehingga merebut pembaca sangat ketat. Apalagi, budaya membaca di Indonesia belum membumi.

Baca Juga: Aduh! Kantor Media Muslim Terbesar di Indonesia Dijual, Ada Apa?

Untuk itu tim-tim di ICMI tersebut melakukan studi kelayakan Republika. Kemudian dalam proses memperoleh SIUPP tim ini membentuk Yayasan Abdi Bangsa. Yayasan yang merupakan perpanjangan dari Yayasan ICMI ini didirikan pad 17 Agustus 1992 di hotel Le Meridian Jakarta.

Setelah berdirinya Yayasan Abdi Bangsa, SIUPP juga tidak keluar, kemudian dibentuk PT Abdi Massa. Setelah prosedur-prosedur dilengkapi akhirnya SIUPP keluar pada 19 Desember 1992. Republika kemudian terbit untuk pertama kali pada 4 Januari 1993.

Baca Juga: Bukan Pencitraan, Blusukan Soeharto Tanpa Disorot Kamera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *