CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Juru bicara Pemerintah Israel David Mencer secara sepihak menuding Hamas telah ‘mundur’ dari kesepakatan gencatan senjata. Padahal, dunia internasional telah mengetahui adanya kesepakatan gencatan senjata antara Palestina, Israel, dan Hamas.
“Telah terjadi pengunduran diri dari aspek-aspek tertentu, (yaitu) aspek-aspek dari kesepakatan untuk membebaskan para sandera, yang telah disepakati sebelumnya. Namun kini ditinggalkan (tidak disepakati) Hamas,” kata Mencer, dikutip Kamis (16/1/2025).
Ia menjelaskan, kesepakatan tersebut tidak dapat dibawa ke kabinet Israel untuk dilakukan pemungutan suara hingga benar-benar disepakati. Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kabinetnya tidak akan melangsungkan pertemuan untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan puluhan sandera hingga Hamas mundur dari apa yang disebutnya sebagai risis di saat-saat terakhir.
Kantor Netanyahu menuduh Hamas mengingkari bagian-bagian dari perjanjian itu dalam upaya “memeras konsesi di menit-menit terakhir.” Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Kabinet Israel sedianya akan meratifikasi kesepakatan tersebut pada hari Kamis. Sementara itu serangan Israel di seluruh Jalur Gaza, Rabu (15/1) menewaskan sedikitnya 48 orang.
Dalam konflik selama 15 bulan terakhir ini kedua pihak telah meningkatkan operasi militer mereka pada saat-saat terakhir sebelum berlakunya gencatan senjata, sebagai cara untuk menunjukkan kekuatan.
Tercapainya gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza diumumkan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di Doha pada Rabu (15/1/2025).
Ia mengatakan kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan mengakhiri agresi dan genosida Israel yang meluluhlantakkan Gaza tersebut terdiri dari tiga tahap yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025).
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata di Jalur Gaza, RI Desak Agar Tidak Omdo
Kesepakatan gencatan senjata tersebut mencakup pembebasan sandera dan pertukaran tahanan, penghentian pertempuran, jaminan keamanan bagi Israel, dan bantuan kemanusiaan yang melimpah masuk ke Gaza.
Kesepakatan gencatan senjata yang dirundingkan melalui mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat itu juga mencakup rencana dialog terkait pemerintahan Jalur Gaza pada masa mendatang berikut pembangunan kembali wilayah Palestina tersebut.
Baca Juga: Menko Zulhas Ajak Aisyiyah Wujudkan Kedaulatan dan Swasembada Pangan