BeritaBisnis

Menkop : Destinasi Wisata Bukit Manik Indonesia Dorong Pertumbuhan Ekonomi

×

Menkop : Destinasi Wisata Bukit Manik Indonesia Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Sebarkan artikel ini

CHANNEL8.CO.ID, BOGOR. Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi
mengapresiasi inovasi kawasan wisata Bukit Manik Indonesia yang digagas Koperasi Sekunder Benteng Merah Indonesia (Koperasi BMI Group). Wisata alam ini berada di Kampung Lokapurna Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Budi Arie mengatakan, Koperasi BMI Group aktif mengembangkan unit bisnis pariwisata. Kawasan wisata yang baru ini dapat meningkatkan kinerja dan daya saing Koperasi BMI Group.

“Ini bukan hanya simbol pembukaan sebuah fasilitas baru, tetapi destinasi wisata ini langkah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Budi Arie dalam sambutannya saat peresmian kawasan wisata tersebut di Bogor, Jabar.

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi meresmikan pembukaan kawasan wisata Bukit Manik Indonesia di Kampung Lokapurna Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: humas Kemenkop/istimewa

“Inovasi wisata ini juga untuk melestarikan budaya dan memberikan pengalaman yang berharga bagi wisatawan,” tambah Menkop.

Budi Arie berharap melalui wisata yang dikelola oleh BMI Group ini menjadi pusat kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja dan mendukung usaha para anggota koperasi.

Di sisi lain, destinasi wisata ini juga akan memicu tumbuhnya ekonomi kreatif, mulai dari penginapan (home stay) hingga pusat oleh-oleh dan kuliner khas daerah. Budi Arie berpesan agar kawasan wisata Bukit Manik melibatkan masyarakat dan anggota koperasi BMI Group.

“Saya harapkan kawasan ini manfaatnya tidak hanya dirasakan wisatawan, tapi juga kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa koperasi sebagai badan usaha memiliki peran strategis dalam pengembangan pariwisata di Indonesia.

“Indonesia alamnya indah dan potensi wisata nya sangat bagus. Ini adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa untuk Indonesia. Karena itu, pariwisata adalah sektor unggulan yang harus terus didorong fasilitasnya,” ucap Budi Arie.

Sebagai upaya untuk meningkatkan nilai jual dari wisata tersebut, Budi Arie mendorong agar BMI Group dapat menyertakan story telling dari objek wisata yang baru saja diresmikan. Menurutnya, berbagai wisata unggulan di dalam atau luar negeri selalu memiliki cerita unik di balik pembangunan kawasan wisata.

“Jadi harus dibuat ceritanya. Sebab semua tempat wisata harus dibangun dengan story telling agar orang tertarik untuk berkunjung. Ini penting sekali untuk membangun branding di masyarakat,” imbuhnya.

Presiden Direktur Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia, Kamaruddin Batubara menjelaskan bahwa dalam sehari potensi wisata yang dikelola oleh BMI Group di kawasan ini mencapai 1.000 orang. Dengan luas 2,1 hektar, kawasan wisata Bukit Manik Indonesia diharapkan menjadi simbol kebangkitan ekonomi masyarakat sekitar yang tumbuh bersama dengan BMI Group.

“Bukit Manik Indonesia saat ini dimiliki 310 ribu orang (sebagai anggota koperasi), bicara soal captive market wisata ini tidak akan pernah sepi dan banyak potensi yang bisa kita kembangkan,” kata Kamaruddin.

Ke depannya, BMI Group masih akan terus mengembangkan kawasan wisata Bukit Manik Indonesia. Koperasi ini akan mendirikan galeri-galeri yang dapat menampung hasil kerajinan dan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat. Dengan cara ini diharapkan kehadiran kawasan wisata ini bisa memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat.

“Kawasan wisata ini kolaborasi tiga koperasi primer, yang kita harapkan bisa mengangkat perekonomian masyarakat dan akan kita tata lebih baik lagi kedepannya,” ujar Kamaruddin

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bogor Iman Wahyu Budiana berharap kawasan wisata Bukit Manik Indonesia dapat mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pada tahun 2023, PAD yang dihasilkan dari sektor pariwisata di Kabupaten Bogor mencapai Rp3,9 triliun atau tumbuh 13,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kita harap pengembangan Bukit Manik Indonesia ini berdampak positif pada ekonomi dan kesejahteraan lokal. Juga, dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola sumber daya alam yang berkelanjutan,” pungkas Iman. (KNB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *