CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Dua mantan Gubernur Jakarta, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan semakin akrab usai beberapa kali bertemu. Padahal jejak perseteruan keduanya masih dapat diketahui.
Yang terbaru, Ahok dan Anies bertemu di acara peluncuran buku yang digelar di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2025). Ahok yang mengenakan kemeja berwarna biru dan celana berwarna hitam memberikan sinyal keakraban saat berbisik kepada Anies.
Keakraban keduanya membuat publik kembali mengingat jejak perseteruan keduanya. Perseteruan Anies dan Ahok dahulu seolah tak ada akhirnya. Adu argumen perihal kebijakan yang diambil untuk DKI Jakarta, misalnya, kerap mewarnai hubungan keduanya.
Kritik kerap dilontarkan Ahok kepada Anies, begitu pula dengan Anies yang juga kerap ‘mengusik’ masa-masa kepemimpinan Ahok kala itu.
Ahok pernah mengkritik kebijakan Anies yang membangun kembali Kampung Akuarium, yang sebelumnya digusur oleh Ahok kala menjabat sebagai gubernur Jakarta. Menurut Ahok, kebijakan Anies itu berpotensi melanggar undang-undang (UU).
Kritik tajam itu pun menambah perseteruan yang terjadi sejak Pilgub DKI Jakarta pada 2017. Sebelum ini, perseteruan antara Ahok dan Anies pun terjadi, mulanya pada Pilgub DKI Tahun 2017.
Awal perseteruan Anies dengan Ahok bermula dari Pilgub DKI Jakarta pada 2017. Keduanya kerap saling sindir, baik perihal kebijakan yang diambil Ahok maupun janji politik yang diusung Anies.
Misalnya saja mengenai kebijakan reklamasi hingga penggusuran yang dilakukan Ahok saat itu. Di panggung debat calon Gubernur DKI pada Januari 2017, Anies menyebut Ahok hanya tegas soal penggusuran.
“Untuk urusan penggusuran tegas, tapi untuk urusan prostitusi, Alexis, lemah!” kata Anies saat berdebat dengan pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni di arena Debat Pilgub DKI 2017, Hotel Bidakara, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (13/1/2016).
Seusai Pilgub 2017 pun, erseteruan keduanya berlanjut setelah Ahok bebas dari penjara. Ahok kala itu harus mendekam dua tahun di penjara Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, setelah diputus bersalah dalam kasus penistaan agama. Sementara itu, Anies dan Sandiaga Uno saat itu memenangi kursi DKI-1 dan DKI-2.
Perseteruan kali ini perihal izin mendirikan bangunan (IMB) di pulau reklamasi yang diterbitkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies saat itu ‘menyeret’ Ahok setelah keputusannya menerbitkan IMB di Pulau Pantai Maju atau Pulau D dipertanyakan banyak pihak.
Menurut Anies, pergub yang dibuat Ahok menjadi dasar hukum pengembang atas bangunan yang ada di pulau reklamasi. Anies pun menilai penerbitan pergub untuk pulau reklamasi tak lazim.
“Saya juga punya pertanyaan yang sama. Lazimnya, tata kota ya diatur dalam perda, bukan pergub. Itulah kelaziman dan prosedur yang tertib ya begitu. Memang konsekuensinya, menunggu selesainya perda itu perlu waktu lebih lama,” kata Anies, pada Juni 2019.
Baca Juga: 2 Pramugari Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Petugas Masih Lakukan Pencarian
Menanggapi itu Ahok tak tinggal diam. Bagi Ahok, Anies hanya pandai bersilat lidah. Ahok pun heran terhadap sikap Anies yang menerbitkan izin mendirikan bangunan di pulau reklamasi dengan bersandar pada Pergub Nomor 206 Tahun 2016 yang dibuat pada eranya.
“Aku udah malas komentarnya. Kalau pergub aku bisa terbitkan IMB reklamasi, udah lama aku terbitkan IMB. Kan aku pendukung reklamasi untuk dapatkan dana pembangunan DKI yang bisa capai di atas Rp 100-an triliun dengan kontribusi tambahan 15% NJOP setiap pengembang jual lahan hasil reklamasi. Anies kan anti-reklamasi dan gubernur paling hebat, berani lawan putusan kasasi PTUN soal reklamasi,” ucap Ahok.
Baca Juga: Polresta Bogor Tangkap Kurir Pembawa 21 Kg Sabu dan 19.950 Pil Ekstasi