Bahkan orang-orang Bugis dari Sulawesi Selatan sudah berinteraksi dengan orang Aborigin penduduk asli Benua Australia. Di antara orang Bugis dan Aborigin, tidak sedikit yang kawin karena bangsa Nusantara datang ke Australia dengan damai.
Karena orang-orang Bugis mayoritas beragama Islam, sehingga hubungan baik Muslim dengan orang Aborigin jejaknya banyak tertinggal di Australia. Hubungan harmonis Muslim Makassar dan dengan orang Aborigin terjadi jauh sebelum bangsa Eropa berdatangan ke Benua Australia dan menguasainya.
Dikutip dari buku Perkembangan Islam Global terbitan Kemenag RI, 2019, dijelaskan bahwa Islam memang bukan merupakan agama mayoritas di Australia. Meskipun demikian, Islam telah menjadi bagian dari kehidupan warga Australia. Islam juga menjadi bagian sejarah dari negara berpenduduk asli bangsa Aborigin itu.
Di Islamic Museum Australia, yang berada di Anderson Road, Thornbury, Victoria, dijelaskan detail tentang sejarah masuknya Islam di Australia. Ternyata, Islam pertama kali dibawa oleh para pelaut dari Makassar ke Australia.
“Pelaut-pelaut Makassar adalah yang pertama kali melakukan kontak dengan bangsa asli Australia yaitu Aborigin. Mereka mendarat di Australia bagian utara sekitar tahun 1700-an. Kala itu mereka datang dengan sangat sopan dan meminta izin kepada penduduk asli,” kata Education Director Islamic Museum Australia, Sherene Hassan pada 2016.
Para pelaut dari Makassar itu datang untuk mencari teripang di pantai utara Australia, salah satunya di daerah Arnhemland. Mereka datang pada bulan Desember dan menetap beberapa lama di Australia untuk membeli teripang dari penduduk asli. Interaksi antara pelaut Makassar dan para warga Aborigin pun tidak bisa dihindarkan.
Setelah itu, pengaruh Islam juga datang ke Australia dengan dibawa oleh para penunggang unta yang datang dari Pakistan dan Afghanistan sekitar tahun 1870-1920. Para penunggang unta yang berjumlah lebih dari 2.000 orang itu datang untuk bekerja di proyek pembangunan jalur kereta yang tengah dikerjakan pemerintah Inggris.
Saat itu unta dianggap sebagai hewan yang sangat berguna untuk dijadikan alat angkut material. Para penunggang unta yang dalam sejarah Australia disebut dengan kata “Camellers” berada cukup lama di daratan Australia. Sehingga, sedikit banyak mereka juga membawa pengaruh spiritual. Bahkan, masjid pertama di Australia didirikan pada masa itu.
Setelah itu, masuk ke tahun 1900-an, Australia mulai didatangi buruh migran dari berbagai negara di timur tengah dan Afrika. Para imigran itu kebanyakan berasal dari Turki, Albania, Bosnia, Libanon dan beberapa negara lain di Afrika. Jumlah imigran yang terus bertambah seiring berjalannya waktu membawa pengaruh Islam di Australia. Hingga, Islam terus berkembang di negeri kanguru tersebut.
Hingga saat ini, Islam merupakan agama yang perkembangannya cukup pesat di Australia. Jumlah pemeluk agama Islam terus bertambah dan jumlah masjid dan sekolah Islam pun terus meningkat.
Islamic Museum Australia resmi dibuka. Tujuan awal didirikan museum itu adalah untuk mengenalkan wajah Islam seutuhnya kepada warga Australia. Islamic Museum dibangun pada tahun 2010 dan selesai pada 2014.
Bangsa Nusantara yang sudah beragama Islam membangun hubungan dengan daratan Australia tempat orang Aborigin sejak abad ke-16. Nelayan dan pedagang Makassar tiba di pesisir utara Australia Barat, Australia Utara dan Queensland.
Para pelaut dari Makassar dan suku Bugis mengunjungi pantai utara Australia setiap tahun setidaknya sejak tahun 1700-an sampai 1906 untuk mencari ikan teripang. Mereka berdagang dengan penduduk asli dan memperdagangkan ikan teripang itu dengan pedagang Cina.