CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan dan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI), Anwar Abbas mengatakan bahwa benar juga kata Milton Friedman peraih hadiah nobel dalam bidang ekonomi. Milton mengatakan jika kekuatan ekonomi dan politik berada di satu tangan atau kelompok maka akan melahirkan tirani atau kezaliman.
“Mengapa demikian? Karena sebagai pengusaha, mereka tentu akan berupaya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk itu mereka jelas sangat memerlukan perlindungan dari pihak penguasa apakah dari sisi hukum, fasilitas atau keamanan,” ujar Anwar, Senin (27/1/2025)
Anwar menyampaikan bahwa untuk dapat perlindungan dari pihak penguasa, maka sebagai pengusaha mereka tidak segan-segan memenuhi tuntutan dari sang penguasa. Akibatnya sang penguasa menjadi berhutang budi kepada mereka sehingga sang penguasa berubah posisi menjadi orang suruhan atau centeng atau kacung dari sang pengusaha.
Ia mengatakan, akibatnya banyak peraturan dan kebijakan yang dibuat oleh sang penguasa benar-benar tampak lebih berpihak kepada kepentingan sang pengusaha atau pemilik kapital. Sementara kepentingan dan hak-hak rakyat banyak menjadi terabaikan.
“Ketika rakyat mencoba bereaksi memprotes kebijakan tersebut, pihak penguasa tidak segan-segan mengerahkan para aparatnya untuk meredam gejolak yang ada,” ujar Anwar yang juga Wakil Ketua Umum MUI.
Ia menerangkan, bahkan tidak jarang dalam menghadapi para pengunjuk rasa para aparat tersebut tidak segan-segan bertindak melampaui batas perikemanusiaan di mana mereka tanpa ada rasa kasihan sedikitpun menyepak dan menendang serta memukuli dan menyeret para pendemo. Sehingga masyarakat lari dan hidup dalam ketakutan serta membiarkan sang pengusaha dan sang penguasa berkolusi dan berbuat apa saja, termasuk merampas tanah dan hak-hak mereka.
“Kira-kira apa yang diharapkan rakyat dalam diamnya itu? Mereka menunggu kehadiran seorang tokoh yang tahu dan berani memimpin mereka untuk bisa keluar dari suasana pengap yang sangat menyakitkan hati itu,” ujarnya.
Anwar menegaskan bahwa rakyat tampak berharap Presiden Prabowo tokoh dan pemimpin yang mereka tunggu-tunggu tersebut menjadi pemimpin yang mengajak rakyat keluar dari suasana pengap yang sangat menyakitkan hati itu. Apakah itu bisa? Tentu waktulah yang akan dapat menjawabnya.