CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Sebuah teknologi sumber terbuka terbaru berbasis kecerdasan buatan, DeepSeek yang resmi dirilis China baru-baru ini terus menjadi perbincangan hangat di media sosial Amerika Serikat. Teknologi canggih ini disebut-sebut bisa mengalahkan popularitas Meta dan Google, perusahaan teknologi raksasa AS.
Menurut laporan yang diterbitkan The Information pada Minggu (28/1/2025), Direktur Infrastruktur AI Meta, Mathew Oldham, telah mengumpulkan semua pimpinan perusahaan untuk membahas DeepSeek yang berpotensi mengalahkan AI yang dibuat AS.
Sementara itu, pendiri Meta Mark Zuckerberg sendiri mengungkapkan pihaknya tidak pernah khawatir sebab dalam waktu dekat akan merilis teknologi yang sama. Laporan tersebut mengutip dua karyawan yang memiliki informasi langsung mengenai upaya Meta untuk mengejar ketertinggalan dalam pengembangan AI ini.
Dilansir dari Fortune pada Selasa (29/1/2025), Meta, yang selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam pengembangan AI, kini tengah berusaha untuk mengejar ketertinggalan setelah DeepSeek muncul dengan terobosan yang mengancam posisi mereka.
Sebagai respons, perusahaan tersebut telah membentuk empat ruang perang untuk merespons perkembangan tersebut. Dua tim pertama berfokus pada upaya memahami bagaimana High-Flyer, teknologi yang digunakan untuk DeepSeek, dapat menurunkan biaya pelatihan dan pengoperasian, dengan harapan bisa mengadaptasi taktik yang sama untuk Llama.
Sementara itu, dua tim lainnya akan mencoba untuk mengungkap data apa yang digunakan DeepSeek untuk melatih modelnya dan bagaimana Llama dapat merestrukturisasi modelnya berdasarkan atribut yang digunakan dalam DeepSeek.
Terkait dengan laporan tersebut, Meta belum memberikan tanggapan resmi terhadap permintaan komentar dari Fortune.
Namun, dalam pernyataan resmi yang diberikan kepada The Information, seorang juru bicara Meta menyatakan bahwa perusahaan secara teratur mengevaluasi semua model kompetitif dalam pengembangan AI mereka sejak pembentukan grup Gen AI.
“Llama telah menjadi dasar dalam membangun ekosistem untuk model AI sumber terbuka, dan kami sangat antusias untuk memperluas kepemimpinan ini dengan rilis Llama 4 yang akan datang,” ungkapnya.
Di tengah persaingan ketat ini, CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan bahwa perusahaan akan mengalokasikan dana sebesar $65 miliar untuk proyek terkait AI pada tahun depan.
Dana ini akan digunakan untuk membangun pusat data besar dan meningkatkan perekrutan dalam bidang AI, sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk tetap memimpin dalam pengembangan teknologi ini.
Tidak hanya Meta, beberapa perusahaan lain seperti OpenAI, SoftBank, dan Oracle juga berinvestasi besar dalam infrastruktur AI. Pada minggu lalu, OpenAI mengumumkan kolaborasi dengan beberapa perusahaan besar untuk membangun proyek infrastruktur AI senilai $500 miliar yang didukung oleh Gedung Putih, bernama Stargate.
Proyek ini bertujuan untuk membangun puluhan pusat data baru di seluruh Amerika Serikat, yang dapat mempercepat pengembangan dan penerapan AI di berbagai sektor.