Sebagai presiden yang sangat peduli terhadap pertanian, sudah pasti gudang beras tersebut menarik perhatian Presiden Soeharto yang akrab disapa Pak Harto. Seperti di lokasi-lokasi lainnya, Pak Harto selalu menyempatkan diri singgah meninjau ke lokasi gudang beras.
Hal yang sama dilakukan ketika memasuki wilayah Cianjur, Pak Harto singgah di sebuah tempat penggilingan padi milik Gabungan Koperasi Pegawai Negeri (GKPN) Jawa Barat.
Sudjarwo wartawan Radio Republik Indonesia (RRI) yang mengikuti perjalanan Pak Harto ini bersama beberapa rekannya menjelaskan mengapa Pak Harto sangat antusias dengan pertanian. Ketika rombongan beristirahat di sebuah rumah makan usai melakukan kunjungan ke penggilingan padi, Sudjarwo diundang Pak Harto untuk mendekat.
Kemudian Pak Harto bertanya kepada Sudjarwo tentang apa yang sudah didapatnya selama mengikuti perjalanan. Sudjarwo menjawab segala sesuatunya sudah lengkap direkam dengan alat perekam yang dibawanya.
Akan tetapi, Pak Harto tidak puas dan mengajukan pertanyaan lagi. Kali ini tentang kesannya sebagai seorang wartawan.
Sudjarwo pun berkata bahwa pembangunan tanpa pertanian adalah omong kosong.
“Jadi apa yang bapak (Pak Harto) lakukan dengan memprioritaskan pembangunan pertanian merupakan langkah yang sangat tepat,” kata Sudjarwo, dikutip dari buku Incognito Pak Harto: Perjalanan Diam-diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya.
Pak Harto mengangguk seakan mengamini apa yang disampaikan oleh Sudjarwo, bahwa pembangunan tanpa pertanian adalah omong kosong.
R Antiko adalah Kepala Desa Cikaroya, Warungkondang, Cianjur. Pada 9 April 1970 rumahnya yang tepat di tepi jalan antara Cianjur – Sukabumi mendapat tamu istimewa. Pak Harto sengaja singgah ke rumahnya.
Tentu saja kunjungan Presiden RI kedua ini tidak diduga sebelumnya. Namun Antiko memakluminya dengan kehadiran tamu yang tidak terduga datangnya. Dalam kesempatan berbincang antara Pak Harto dan Antiko, disampaikan bahwa alasan Pak Harto singgah untuk bersilaturahmi dan mengikuti mimpinya.
Konon, seperti diceritakan oleh Dada Sasmita Wira, kerabat dekat Antiko yang kini juga menjadi Kepala Desa Cikaroya, Pak Harto bermimpi untuk mengunjungi rumah kediaman seorang lurah di tepi jalan antara Cianjur dan Sukabumi.
Terlepas dari alasan kunjungan Pak Harto, Antiko memang tergolong istimewa. Setidaknya dari prestasi yang telah diperlihatkan semasa hidupnya. Antiko terpilih sebagai kepala desa terbaik se-Kabupaten Cianjur. Antiko juga dikenal mampu meyakinkan para pejabat pemerintah untuk memberikan bantuan pembangunan di desanya. Maka tidak heran bila Antiko adalah panutan bagi Kepala Desa Cikaroya berikutnya.