BeritaHistoria

Saat Prabowo Mengaku Kagum dengan Sosok Soeharto

×

Saat Prabowo Mengaku Kagum dengan Sosok Soeharto

Sebarkan artikel ini
Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto (Foto: Instagram/Prabowo Subianto)
Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto (Foto: Instagram/Prabowo Subianto)

CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto bercerita tentang kepemimpinan militer dan sekilas tentang kehidupan pribadinya dalam buku yang dirilis pada 2021. Buku itu berjudul ‘Kepemimpinan Militer-Catatan dari Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto’.

Dilansir dari buku tersebut pada Selasa (4/2/2025), Prabowo sedikit mengkisahkan dinamika politik pada masa Orde Baru. Prabowo mengakui pernah berseberangan dengan Presiden ke-2 RI Jenderal Besar Soeharto yang juga mantan mertuanya.

Namun, menurut Prabowo, Soeharto adalah seorang pekerja keras, disiplin, dan teliti. Rutinitas kerja Soeharto sangat teratur, bangun pukul 04.30 pagi dan tiba di kantor pada pukul 08.00.

Prabowo mengatakan, setiap hari, Soeharto meluangkan waktu untuk menerima tamu dari pukul 19.00 hingga 21.00. Setelah menonton program Dunia dalam Berita, ia melanjutkan bekerja hingga pukul 02.00 dini hari, membaca sekitar 40 map yang harus diberi disposisi setiap malam.

“Yang menarik, hanya pada Sabtu malam beliau tidak duduk di meja kerja,” cerita Prabowo.

Menurut Prabowo, Soeharto memiliki meja kerja yang sangat sederhana dan ruang kerja yang kecil. Bahkan, rumah Soeharto pun jauh lebih sederhana dibandingkan rumah pribadi Prabowo.

Kamar mandi Soeharto pun terpisah dari kamar tidurnya. Selain itu, Soeharto dikenal dengan tulisan tangan yang rapi dan daya ingat yang luar biasa, bahkan bisa dikatakan seperti photographic memory.

Satu cerita berkesan yang dibagikan Prabowo adalah saat ia hendak berangkat tugas ke Timor Timur sebagai Komandan Batalyon 328.

Sebelum berangkat, sekitar pukul 20.30 malam, Prabowo dipanggil oleh Soeharto di Cendana. Semua anggota batalyon Prabowo merasa gembira karena itu berarti mereka akan mendapat makanan tambahan (sangu).

Meskipun pertemuan tersebut hanya berlangsung kurang dari lima menit, Soeharto memberikan pesan singkat namun dalam kepada Prabowo.

Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo” (jangan lupa, jangan sombong, jangan memaksakan diri kalau tak mampu).

Kemudian, Soeharto memegang kepala Prabowo, seperti yang biasa ia lakukan kepada anak-anak dan cucunya, serta mempersilakan Prabowo untuk berangkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *