BeritaHistoria

Renungan Presiden Soeharto: Saya Sebagai Elemen Angkatan 45

×

Renungan Presiden Soeharto: Saya Sebagai Elemen Angkatan 45

Sebarkan artikel ini
Soeharto mendampingi Panglima Besar Jenderal Soedirman (Tangkapan layar dari buku Soeharto: Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya)

CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA — Presiden RI Ke-2 Soeharto menegaskan dirinya adalah Angkatan 1945 yang ikut berjuang dalam mewujudkan negara dan bangsa yang merdeka. Seoharto mengakui bahwa dirinya sebagai Angkatan 45 selalu ingin memberikan sumbangan dan pengabdian terbaik kepada bangsa dan generasi Indonesia selanjutnya.

“Belakangan ini saya lebih sering merenungkan kembali segala pengalaman dan sejarah pengabdian Angkatan 45, seperti halnya juga mereka yang pernah terlibat dalam perjuangan angkatan itu. Hal ini lumrah dan patut-patut saja,” ujar Soeharto dalam buku Soeharto: Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan tahun 1989.

“Saya merenungkan kekuatan dan kelemahan Angkatan 45, keberhasilan dan kesulitan-kesulitannya,” ujar Presiden RI Ke-2.

“Dalam merenungkan itu saya berhasrat memberi sumbangan yang terbaik kepada bangsa dan generasi-generasi selanjutnya, dalam bagian-bagian akhir dari pengabdian perjuangan Angkatan 45 kepada generasi-generasi selanjutnya.”

“Menginjak tahun 1988 berarti hampir setengah abad lamanya Angkatan 45 menyumbangkan dharma baktinya pada perjuangan bangsa. Kehadiran suatu generasi dalam sejarah bangsa biasanya hanya berlangsung setengah abad. Karena itu, kurun waktu sekarang (1988) jelas merupakan bagian-bagian akhir dari dharma bakti Angkatan 45 kepada bangsa Indonesia.”

“Dalam meninggalkan panggung sejarah bangsa, Angkatan 45 memang harus bertekad untuk tidak meninggalkan masalah-masalah pelik yang akan membahayakan generasi penerus dan generasi-generasi selanjutnya. Tekad inilah yang dihayati oleh setiap unsur Angkatan 45 yang pasti oleh saya sebagai elemen Angkatan 45 terutama karena dorongan tanggung jawabnya sebagai pejuang untuk terus mengabdi.”

“Kepada negara yang kita tegakkan, yang kita pertahankan, yang kita bangun dan kita cintai bersama agar seterusnya dapat dilanjutkan, ditingkatkan dan disempurnakan oleh generasi demi generasi yang akan datang sepanjang masa.”

“Dengan sendirinya saya menempatkan diri sebagai Angkatan 45. Saya memang elemen Angkatan 45. Sejarah memanggil saya sampai terlibat dalam perjuangan Angkatan 45. Itu berarti mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945, menegakkan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan itu dengan melaksanakan pembangunan jangka panjang yang pertama. Itu berarti membuat landasan setidak-tidaknya kerangka landasan dari masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.”

“Dengan pengalaman ini kita tidak perlu menuntut. Kita bertolak dengan rela, dengan hati yang tulus ikhlas, dan tidak ada yang menyuruh.”

“Saya merasa patut bicara mengenai Angkatan 45, dan lebih penting untuk diketahui oleh mereka yang terhitung dalam generasi sesudah saya.”

“Angkatan 45 memandang tugas sejarah itu dengan tanggung jawab yang sebesar-besarnya, dan dengan rendah hati, Angkatan 45 dilahirkan oleh sejarah. Sama halnya dengan angkatan-angkatan sebelumnya di tahun 1908 dan di tahun 1928. Tapi adanya angkatan-angkatan itu tidak berarti ada perasaan lebih atau perasaan kurang di antara angkatan yang satu dengan yang lain. Adanya angkatan-angkatan itu menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan kita merupakan perjuangan yang sangat panjang, tahap yang satu disusul oleh tahap yang lain.”

“Tiap-tiap generasi dari bangsa pejuang mempunyai masalah dan tantangan perjuangan tersendiri. Jawabannya pun berlain-lainan. Jawaban dalam satu tahap perjuangan tidak mungkin harus sama dengan tahap perjuangan yang lain, karena masalah dan tantangan yang dihadapi juga berlainan.”

“Sejarahlah yang memberi kesempatan kepada Angkatan 45 untuk melahirkan, menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan nasional yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Hasil perjuangan besar yang gilang gemilang pun bukan hasil perjuangan Angkatan 45 sendiri, sebab sebelumnya telah dirintis oleh Sumpah Pemuda di tahun 1928, dan sebelumnya lagi benih-benihnya telah ditanamkan oleh Kebangkitan Nasional di tahun 1908.”

“Begitu saya memandang kemerdekaan nasional kita sebagai perjuangan panjang seluruh rakyat Indonesia dari generasi ke generasi, dari tahap yang satu meningkat ke tahap yang lain. Dalam rangka itulah Angkatan 45 sepatutnya menempatkan dirinya dalam proses sejarah perjuangan bangsa kita.”

“Karena itu pula, seperti saya katakan di muka, Angkatan 45 memandang tugas sejarahnya sebagai tanggungjawab yang besar dan dengan rendah hati.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *