CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut momen kekalahannya dalam Pemilihan Wakil Presiden tahun 2001. Ia menyebut, kekalahan pada saat menjadi cawapres itu adalah sebuah keindahan.
Sebagaimana diketahui, pada Pilpres 2024, Demokrat berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Sedangkan dua pasangan lain yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar diusung Nasdem, PKS, dan PKB serta pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD diusung oleh PDIP dan kalah.
Sekadar membandingkan, pada Pilpres 2001, SBY yang menjadi bacawapres kalah dari Hamzah Haz untuk mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden.
SBY menyampaikan hal tersebut saat memberi arahan kepada 38 Ketua DPD partai di kediamannya, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025). SBY mengatakan, kekalahan itu yang kemudian muncul gagasan mendirikan Partai Demokrat.
“Pertemuan saya dengan almarhum Ventje Rumangkang, yang intinya ‘Bapak mengapa kita tak mendirikan partai politik. Karena kemarin Pak SBY kalah dalam pemilihan Wapres yang dipilih MPR RI’. Saya pernah kalah dan kalah itu indah, kalau kita dengan ikhlas menerima kekalahan itu kemudian berjuang lagi dengan tekad yang bulat,” kata SBY.
Kala itu, SBY mengatakan belum tergerak untuk mendirikan parpol. Namun, lanjut SBY, Ventje meminta agar mendirikan parpol dipertimbangkan sebagai kendaraan politik.
“Saya masih belum tergerak, tapi Pak Ventje Rumangkang, ‘Tolong bapak pertimbangkan ini kan sarana perjuangan dalam demokrasi kan mesti ada parpol,” kata SBY.
Akhirnya SBY merenungkan ajakan mendirikan parpol. Hingga akhirnya dia bicara dengan mendiang istrinya, Ani Yudhoyono terkait pembentukan partai.
“Singkat kata akhirnya bismillah saya setuju dan sejak itu kami hanya bertiga, kadang-kadang berdua saja dengan Ibu Ani mulai memikirkan partai ini,” pungkasnya.
Kekalahan PDIP
Baca Juga: Retret di Akmil Magelang Sudah Dimulai, Kemendagri: 450 Kepala Daerah Hadir, 47 Absen dan 6 Izin
Sebagaimana diketahui, capres dan cawapres yang diusung PDIP yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD gagal di Pilpres 2024. Usai kekalahan tersebut, Ketua Umum PDIP melakukan sejumlah manuver, yang paling anyar adalah pemboikotan retret bagi kepala daerah yang diusung PDIP di Magelang.
Sikap PDIP itu menuai pro-kontra. Hal itu dianggap sebagian kalangan sebagai sebuah sikap yang belum dewasa dalam menerima kekalahan dalam Pilpres.
Baca Juga: Hasto Muncul di Gedung KPK, Lahir Batin Siap Ditahan!