BeritaHistoria

Sosok Soeharto di Mata Pemimpin Dunia

×

Sosok Soeharto di Mata Pemimpin Dunia

Sebarkan artikel ini
Presiden Soeharto saat mendarat di Sarajevo, Bosnia Herzegovina (Foto: Arsip RI)
Presiden Soeharto saat mendarat di Sarajevo, Bosnia Herzegovina (Foto: Arsip RI)

CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, mengembuskan napas terakhir pada Minggu (27/1/2008) di usia 87 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia, terutama bagi keluarga besar sang Jenderal Besar, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 melawan penjajah Belanda.

Namun, bukan hanya rakyat Indonesia yang merasa kehilangan. Para pemimpin dunia turut mengenang sosok Soeharto dan memberikan pandangan mereka mengenai perannya dalam sejarah.

Berdasarkan laporan dari Reuters dan berbagai sumber pada Rabu (26/2/2025), mantan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, menilai Soeharto sebagai tokoh yang berperan besar dalam modernisasi Indonesia dan stabilitas kawasan.

“Pak Harto merupakan salah satu pemimpin dengan masa jabatan terpanjang dalam sejarah modern. Kontribusinya dalam menyatukan dan memajukan Indonesia sangat signifikan, meskipun pendekatannya terhadap hak asasi manusia dan Timor-Timur masih menjadi perdebatan,” ujar Rudd.

Di sisi lain, mantan Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, menilai Soeharto sebagai pemimpin yang berhasil menjaga stabilitas Indonesia, meskipun diakuinya ada konsekuensi yang harus ditanggung rakyat dalam proses demokratisasi.

“Malaysia berutang budi kepada Soeharto atas perannya dalam mengakhiri konfrontasi antara kedua negara,” kata Badawi.

Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen, menyoroti stabilitas politik dan ekonomi yang terjadi di era kepemimpinan Soeharto.

“Setelah Pak Harto lengser, Indonesia dapat melangsungkan pemilihan pemimpin baru secara demokratis, yang menandakan kemajuan signifikan dalam sistem politiknya,” ucap Verhagen.

Momen Kepergian Soeharto

Soeharto menghembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan selama 23 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. Kabar duka ini diumumkan oleh Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut Soeharto), putri sulungnya, setelah tim dokter kepresidenan menyatakan Soeharto wafat.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang dengan tenang Bapak Haji Muhammad Soeharto pada Minggu, 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB di RSPP Jakarta,” ujar Tutut Soeharto.

Dalam pernyataannya, Tutut meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas segala kesalahan yang mungkin dilakukan ayahnya semasa hidup.

“Kami memohon ampunan jika ada kesalahan yang pernah beliau lakukan. Mohon doa agar perjalanan beliau diringankan, amal ibadahnya diterima, serta ditempatkan di sisi terbaik Allah SWT,” tuturnya dengan penuh haru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *