CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA- Presiden RI ke-2 Jenderal besar Soeharto adalah tokoh yang lahir di lingkungan Islami. Sama seperti umat Islam lainnya, Soeharto salat, puasa, zakat dan mengaji sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai
Muslim. Bahkan, kebiasaan itu sudah dimulai sejak ia kecil.
Dilansir dari buku Anak Desa: Biografi Presiden Soeharto (1976) pada Kamis (27/2/2025), aktivitas Soeharto tak jauh beda dengan anak-anak lain di desanya. Setiap sore hari, Soeharto kerap belajar membaca kitab suci Al-Quran di langgar. Soeharto kecil menganggap pelajaran mengaji wajib bagi keluarganya.
Karenanya, Soeharto kecil menganggap langgar sebagai rumah kedua, apalagi saat bulan suci Ramadan. Aktivitas mengaji tersebut bisa memakan waktu berjam-jam. Dia bisa berada di langgar setelah salat tarawih selesai hingga menjelang sahur.
Kebiasaan itu terbawa hingga ia menjadi Presiden RI ke-2. Meski tidak ditampakkan, Soeharto sebenarnya sangat kental dengan tradisi Islam. Soeharto juga menjalankan semua kewajibannya sebagai Muslim di setiap Ramadan, seperti puasa dan membayar zakat.
Amaliah lainnya juga dikerjakan Presiden Soeharto. Momen paling diingat adalah ketika ia menggelar salat tarawih berjamaah di rumahnya di Cendana bersama warga sekitar.
Tradisi tarawih di Cendana jadi rutinitas yang selalu dilakukan jenderal yang telah berkuasa di Indonesia selama 32 tahun. Warga sekitar pun selalu merindukan suasana sholat tarawih bersama keluarga Soeharto.
Kala tak sibuk, Soeharto selalu menyempatkan sholat tarawih di rumahnya. Pejabat-pejabat lainnya pun ikutan. Mereka yang kebetulan memiliki agenda berjumpa Soeharto akan ikut momen buka puasa yang kemudian dilanjutkan dengan sholat tarawih bersama warga.
“Jadi, kita warga suka salat tarawih bersama di rumah Pak Harto. Sejak jadi presiden, Pak Harto mempersilakan warga di sini untuk salat tarawih bersama di rumahnya. Pak Harto sering salat bersama warga, anak-anaknya seperti Mba Tutut, Mba Titiek, Mba Mamiek, Mas Ari, Sigit juga suka tarawih di rumah bapak,” ujar seorang warga Umi yang sempat aktif salat tarawih di Cendana dikutip VOA.
“Kalau Pak Harto nggak ada, anak-anaknya tetap kok salat tarawih bareng kita-kita. Setelah nggak jadi presiden, Pak Harto masih sering tarawih bareng kita kok,” katanya lagi.
Intensitas kehadiran Soeharto semakin meningkat saat dirinya sudah tak lagi menjabat sebagai presiden Indonesia. Soeharto tak hanya sholat bersama warga. Anak-anaknya pun ikut sholat tarawih bersama Soeharto. Kebiasaan sholat tarawih itu langgeng hingga akhir hayat Presiden Soeharto.
“Masa-masa akhir hidupnya dilewati Pak Harto ditemani anak-cucu, beliau menjalani hari tua dengan banyak ibadah. Pernah saya mengajak seorang sahabat-seorang doktor ilmu politik dari Singapura ikut salat tarawih di Cendana, kebiasaan yang dijalani Pak Harto dan keluarganya hingga akhir hayat,” kata penulis buku Pak Harto: The Untold Stories (2011) Teguh Juwarno seperti dikutip dari VOA, Kamis (27/2/2025).