Pahala Membaca Al-Quran Selama Bulan Ramadan
CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Bulan Ramadan dikenal sebagai bulan Al-Qur’an. Hal ini karena kitab suci umat Islam tersebut diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadan. Umat Islam pun dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an selama bulan suci ini, karena pahala yang didapat sangat besar dan berlipatganda.
Dilansir dari NU Online, Sabtu (1/3/2025), Nabi Muhammad SAW sendiri memiliki rutinitas khusus di bulan Ramadan, yaitu bertadarus Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril.
Dalam hadits riwayat Ibnu ‘Abbas dijelaskan:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril as menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus (HR Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengkhatamkan Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril sebanyak satu kali setiap bulan Ramadan. Namun, pada tahun terakhir menjelang wafatnya, Rasulullah SAW menyetorkan hafalannya sebanyak dua kali.
Kesunnahan Tadarus Berjamaah di Bulan Ramadan
Ibnu Rajab al-Hanbali, menjelaskan bahwa hadits tersebut menjadi dasar anjuran untuk menghidupkan malam Ramadan dengan tadarus Al-Qur’an secara berjamaah.
Dalam kitab Bughyah al-Insan fi Wadza’if Ramadhan, Ibnu Rajab menyatakan:
و دل الحديث أيضا على استحباب دراسة القرآن في رمضان والاجتماع على ذلك، وعرض القرآن على من هو أحفظ له، وفيه دليل على استحباب الإكثار من تلاوة القرآن في شهر رمضان
Artinya: Hadits ini juga menunjukan kesunnahan bertadarus Al-Qur’an pada bulan Ramadhan secara berjamaah. Menyetorkan Al-Qur’an kepada orang yang lebih hafal darinya.
Ibnu Rajab juga menambahkan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan setoran hafalan kepada Malaikat Jibril pada malam hari selama Ramadan. Ini menjadi dalil utama bahwa malam hari sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Malam hari dipilih karena pada saat itu manusia lebih tenang, terlepas dari kesibukan harian, serta lebih leluasa untuk merenung dan memahami makna ayat-ayat Allah.
Selain Rasulullah SAW, para sahabat dan ulama salaf juga menjadikan Ramadan sebagai momentum istimewa untuk memperbanyak tilawah dan mengkhatamkan Al-Qur’an berkali-kali.
Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan bukan sekadar ibadah rutin, tetapi juga bagian dari tradisi keilmuan yang diwariskan langsung oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya, agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah di bulan penuh berkah ini.