CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA – Mengetahui sejarah diturunkannya Al-Qur’an merupakan salah satu pelajaran penting bagi umat Islam. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat mengetahui waktu turunnya, cara turunnya, serta bagaimana Nabi Muhammad saw menerima wahyu tersebut.
Al-Qur’an adalah firman Allah azza wa jalla yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kitab suci ini menjadi pedoman dalam membedakan antara yang benar dan yang salah, serta yang hak dan yang batil. Selain itu, Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw., yang kedudukannya lebih tinggi dibandingkan kitab-kitab suci sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dan Zabur.
Dalam sejarah Nuzulul Qur’an, Syekh Muhammad Sayyid At-Thanthawi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan melalui beberapa tahap.
Tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan secara menyeluruh dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia. Tahap kedua: malaikat Jibril as. menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan umat Islam.
Wahyu ini turun dalam berbagai konteks, seperti sebagai hukum, tanggapan terhadap suatu peristiwa, perintah atau larangan, serta kisah-kisah umat terdahulu.
Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Al-Wasith lil Qur’anil Azhim karya Syekh At-Thanthawi, proses ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan kebijaksanaan dan sesuai dengan kondisi masyarakat saat itu.
Oleh karena itu, memahami sejarah turunnya Al-Qur’an menjadi kunci bagi umat Islam dalam menggali makna dan hikmah dari wahyu Ilahi tersebut.
Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H) dalam salah satu karyanya mengatakan, bahwa pertama kali diturunkannya Al-Qur’an dari langit dunia kepada Nabi Muhammad saw bertepatan dengan malam Senin tanggal 17 ramadan, dan ada juga yang mengatakan tanggal 24 ramadan. Dalam kitabnya disebutkan:
كَانَ ابْتِدَاءُ الْوَحْيِ إِلَى رَسُوْلِ الله يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ، لَسَبْع عَشَرَةَ لَيْلَةُ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَقِيْلَ فِي الرَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْهُ
Artinya, “Permulaan wahya (diturunkannya Al-Qur’an) kepada Rasulullah saw bertepatan dengan hari Senin pada malam ketujuh belas bulan ramadan. Dan dikatakan, bertepatan dengan tanggal 24 ramadan.” (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, [Beirut, Darul Fikr], juz III, halaman 11).
Berdasarkan pendapat Imam Ibnu Katsir, peringatan malam Nuzulul Qur’an yang jatuh pada tanggal 17 ramadan merupakan tradisi yang tidak keliru. Di Indonesia dan berbagai negara Muslim lainnya, peringatan ini menjadi momen penting untuk mengingat sejarah turunnya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat Islam.
Selain Al-Qur’an, kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya juga diturunkan pada bulan ramadan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam At-Thabrani dan Al-Baihaqi dari sahabat Watsilah bin Asqa. Riwayat tersebut menegaskan bahwa kitab-kitab seperti Taurat, Injil, dan Zabur juga diturunkan dalam bulan yang penuh berkah ini.
Dengan memahami sejarah turunnya kitab-kitab suci, umat Islam diharapkan dapat lebih menghayati makna Al-Qur’an dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peringatan Nuzulul Qur’an bukan sekadar seremonial, tetapi juga menjadi ajang untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, Nabi Muhammad saw bersabda:
أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، و أُنْزِلَتْ التَّوْارَةُ لِسِتٍّ مَضَيْنِ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْاِنْجِيْلُ لِثَلَاثِ عَشَرَةَ مَضَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ لِثَمَانِي عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأَنْزَلَ اللَّهُ الْقُرْآنَ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya, “Mushaf Nabi Ibrahim as diturunkan pada pertama bulan ramadan. Kitab Taurat diturunkan pada hari keenam ramadan. Injil diturunkan pada tanggal 13 ramadan. Zabur diturunkan pada tanggal 18 ramadan. Al-Qur’an diturunkan pada tangal 24 ramadan.” (HR At-Thabrani dan Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman, dan Imam Al-Asbihani dalam Kitab At-Targhib).
Menurut sebagian ulama, Al-Qur’an diturunkan pada bulan ramadan bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qadr, Allah swt berfirman:
اِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada 1000 bulan.” (QS Al-Qadr: 1-3).
Menarik untuk diulas alasan kenapa Al-Qur’an diturunkan bertepatan dengan malam tersebut, serta kitab-kitab suci para nabi sebelumnya juga diturunkan pada bulan ramadan. Apa sebenarnya hikmah yang terkandung di dalamnya?
Syekh Syihabuddin Al-Husaini Al-Alusi dalam salah satu karya tafsirnya menjelaskan bahwa semua itu untuk menunjukkan kemuliaan dan keagungan Al-Qur’an. Sebab, pada malam tersebut bertepatan dengan diturunkannya Al-Qur’an yang mulia, melalui malaikat Jibril yang mulia, diberikan kepada Nabi saw yang mulia, serta untuk menghormati umat yang mulia. Dalam kitabnya disebutkan:
نُزِلَ فِيْهَا كِتَابٌ ذُوْ قَدْرٍ بِوَاسِطَةِ مَلَكِ ذِيْ قَدْرٍ عَلَى رَسُوْلِ ذِيْ قَدْرٍ لِأُمَّةِ ذَاتِ قَدْرٍ
Artinya, “(Al-Qur’an) yang memiliki kemuliaan diturunkan pada malam tersebut, melalui malaikat yang memiliki kemuliaan, untuk diberikan kepada rasul yang memiliki kemuliaan, karena umat yang memiliki kemuliaan.” (Al-Alusi, Ruhul Ma’ani fi Tafsiril Qur’anil Azhim was Sab’il Matsani, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1415 H], juz XVI, halaman 60).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa bulan ramadan sering disebut sebagai bulan Al-Qur’an, karena pada bulan inilah ayat pertama Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Malam penuh berkah ini menjadi awal dari turunnya wahyu yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam.
Tidak hanya Al-Qur’an, kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dan Zabur, juga diturunkan dalam bulan ramadan. Hal ini semakin menegaskan kemuliaan bulan suci ini sebagai waktu yang istimewa bagi umat manusia dalam menerima petunjuk dari Allah swt.
Oleh karena itu, semangat untuk membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an harus terus dilestarikan. ramadan menjadi momentum bagi umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui tilawah, tadabbur, dan pengamalan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah sejarah singkat Nuzulul Qur’an. Dengan memahami peristiwa bersejarah ini, semoga kita semua menjadi bagian dari golongan yang mencintai Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Wallahu a’lam.