CHANNEL8.CO.ID, BANTUL – Sejumlah elemen masyarakat kembali mendorong pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Jenderal Besar Soeharto. Deklarasi bersama ini berlangsung di Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto, yang terletak di Dusun Kemusuk, Kelurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis (27/3/2025).
Dilansir dari video yang beredar pada Senin (17/3/2025), dukungan tersebut disampaikan dalam rangkaian Dialog Kebangsaan bertema “Perjuangan Kepemimpinan Letkol Soeharto Memaknai Serangan Umum 1 Maret 1949”.
Para peserta dialog menilai Soeharto layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional karena perannya dalam mempertahankan kemerdekaan serta kepemimpinannya yang membawa Indonesia maju selama 32 tahun.
Selain mendorong penganugerahan gelar Pahlawan Nasional, diskusi yang dikemas dalam bentuk saresehan ini juga menyoroti Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penetapan Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Sejumlah pihak menilai bahwa keputusan tersebut tidak mencantumkan peran Letkol Soeharto dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, meskipun sosoknya dinilai memiliki kontribusi besar dalam peristiwa bersejarah tersebut.
Dosen sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) Julianto Ibrahim mengatakan, ada perbedaan persepsi dalam memahami peran Letkol Soeharto. Namun, ia menegaskan bahwa Serangan Umum 1 Maret tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan Soeharto.
“Kalau bicara Serangan Umum 1 Maret, memang nama Letkol Soeharto tidak bisa ditinggalkan,” ujar Julianto.
Dialog Kebangsaan ini merupakan bagian dari peringatan 76 tahun Serangan Umum 1 Maret serta Bulan Besar Soeharto yang diperingati setiap bulan Maret.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih memahami sejarah perjuangan bangsa serta peran Soeharto dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia.