Aan DP (penulis)
Jakarta – Hari ini sejarah kembali mengingat sosok yang pernah membawa Indonesia ke era pembangunan besar-besaran. Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia, bukan hanya pemimpin yang memegang kekuasaan selama lebih dari tiga dekade, tetapi juga arsitek utama dalam membangun fondasi ekonomi dan stabilitas nasional.
Lahir di Kemusuk, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921, Soeharto tumbuh dalam lingkungan sederhana. Perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan, dari masa kecil yang sulit hingga karier militernya yang membawanya ke garis depan perjuangan bangsa. Ia terlibat dalam berbagai operasi militer, termasuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman kolonialisme.
Namun, titik balik terbesar dalam hidupnya terjadi pada tahun 1965, ketika ia dipercaya untuk mengemban tugas menjaga stabilitas negara di tengah gejolak politik. Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mengambil langkah-langkah strategis yang akhirnya mengantarkan Indonesia ke era Orde Baru.
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Program swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, dan stabilitas politik menjadi ciri khas pemerintahannya. Pada tahun 1989, dunia mengakui keberhasilannya dalam program Keluarga Berencana dengan penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Meskipun kepemimpinannya tidak lepas dari kontroversi, banyak yang tetap mengenangnya sebagai pemimpin yang membawa Indonesia ke era modern. Warisannya masih terasa hingga kini, dari pendidikan anak sekolah dasar yang diakui dunia karena berhasil menghilangkan angka warga tidak sekolah, jalan tol yang menghubungkan berbagai daerah hingga kebijakan ekonomi yang menjadi dasar bagi pertumbuhan bangsa.
Setiap tanggal 8 Juni, sejarah kembali mengingat sosok yang pernah menjadi bagian penting dari perjalanan Indonesia. Soeharto, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tetap menjadi salah satu pemimpin yang paling berpengaruh dalam sejarah negeri ini. (Aan DP)