BeritaSerbaneka

Monumen Jogja Kembali Gelar Peristiwa Jogja Kembali

×

Monumen Jogja Kembali Gelar Peristiwa Jogja Kembali

Sebarkan artikel ini

CHANNEL8.CO.ID, YOGYAKARTA – Memperingati peristiwa kembalinya Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pada 29 Juni 1949,   Monumen Jogjakarta Kembali atau Monjali,  menggelar pertunjukan teater dan juga pameran lukisan.  Acara ini digelar bersamaan dengan  peringatan hari jadi Presiden Kedua RI Soeharto yang lahir pada 8 Juni 1921

Peristiwa Jogja Kembali adalah peristiwa ditariknya tentara Belanda dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949, menandai kembali Ibu Kota Republik Indonesia ke Yogyakarta setelah pendudukan Belanda. Peristiwa ini merupakan hasil dari perundingan Roem-Royen dan menjadi awal dari pemindahan kekuasaan sipil dan militer dari Belanda ke Indonesia.  Proses penarikan tentara Belanda  ini dilakukan secara bertahap dari selatan ke utara, dan pasukan Tentara Republik Indonesia (TRI) mulai memasuki kota.  Secara resmi penarikan tentara Belanda ini  dilakukan juga melalui  upacara yang dipimpin Sultan Hamengkubuwono IX pada 30 Juni 1949.

Memperingati Peristiwa Jogya kembali,  Pengelola Monjali Nanang Dwinarto menggelar  acara pertunjukan teater yang menceritakan sejarah Monjali yang dulunya berupa hutan.  Pertunjukan teater ini memberikan pesan moral agar generasi muda tidak mudah tertipu dengan sesuatu yang instan dan selalu patuh nasehat orang tua.

Selain pertunjukan teater, pengelola Monjali juga menggelar pameran tunggal lukisan seniman asal Semarang Hartono. Pameran yang bertema Suluk Sani tentang perjalanan spiritual  tokoh tokoh secara universal ini akan digelar selama  1 bulan hingga 18 Juli 2025.

“Semua kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan milad ke 104 presiden kedua republik Indonesia Jendral Seoharto pada tanggal 8 Juni 2025  lalu, sekaligus memperingati kembalinya Jogyakarta sebagai ibukota republik Indonesia”, ungkap Nanang Dwinarto dalam penjelasannya kepada media.

Perundingan Roem-Royen 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Yogyakarta menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Namun, Belanda kembali melakukan agresi dan menduduki Yogyakarta, sehingga pemerintah Indonesia terpaksa berpindah. Perundingan Roem-Royen ini menjadi kunci dalam upaya pengembalian kedaulatan Indonesia. Salah satu poin penting dalam perundingan adalah penarikan mundur tentara Belanda dari Yogyakarta.
Setelah penarikan mundur tentara Belanda, pemerintah Republik Indonesia, termasuk Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta, kembali ke Yogyakarta.  Peristiwa ini menandai kembalinya Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia. 

Peristiwa Yogya Kembali memiliki arti penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia,  yang menandai kembalinya kedaulatan dan pusat pemerintahan ke Yogyakarta.

Untuk memperingati peristiwa penting ini, dibangun Monumen Jogja Kembali (Monjali) yang diresmikan pada tahun 1989. (SRI)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *