Historia

Dihadapan PM Jepang, Presiden RI Katakan Ingin Dunia Bebas dari Segala Penindasan

×

Dihadapan PM Jepang, Presiden RI Katakan Ingin Dunia Bebas dari Segala Penindasan

Sebarkan artikel ini
Presiden RI Ke-2 Soeharto saat menyampaikan pidato di Sidang Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB di Roma setelah Indonesia swasembada beras. (Tangkapan layar dari buku Soeharto: Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya)

CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA — Presiden RI Ke-2, Soeharto menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin membangun persahabatan yang semu dan yang lahir karena desakan kebutuhan jangka pendek. Bangsa Indonesia, sebagaimana halnya dengan bangsa Jepang, menempatkan persahabatan sebagai salah satu nilai hidup yang tinggi, yang tujuan akhirnya ingin membangun dunia yang penuh saling percaya dan bersahabat antar semua bangsa, yang penuh suasana kerjasama dan tolong menolong, yang damai dan bebas dari segala bentuk penindasan baik ideologi, politik, ekonomi maupun kebudayaan.

Demikian disampaikan Presiden Soeharto saat menyampaikan pidato di Istana Negara dalam acara jamuan santap malam kenegaraan untuk menghormati Perdana Menteri Jepang Zenko Suzuki dan istrinya yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 1981.

“Persahabatan yang tulus dan ikhlas yang dilahirkan oleh kesadaran untuk menjamin kebahagiaan dan keselamatan seluruh umat manusia dapat menjadi dasar bagi dunia yang damai abadi. Hal inilah yang menjadi dasar bagi tata hubungan baru antar bangsa, lebih-lebih dalam keadaan eratnya jalin menjalin hubungan seperti dewasa ini,” ujar Presiden Soeharto, dikutip dari buku Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978-11 Maret 1983.

Presiden Soeharto mengatakan bahwa keadaan dunia yang tidak menentu akan memberatkan negara-negara berkembang yang sedang membangun. Hal ini tidak bisa diatasi dengan tambal sulam belaka, tetapi dengan jalan membangun ekonomi baru yang menjamin keadilan dunia dan kemajuan bersama yang menginginkan negara berkembang dapat mengembangkan kemampuannya untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dan mengejar ketinggalannya.

Sehingga, menurut Presiden Soeharto, diperlukan suatu kerjasama internasional. Dalam hal ini, Jepang memiliki kesempatan dan kemampuan untuk berperan cukup besar dalam memperbaharui tata hubungan ekonomi dan politik dunia ke arah yang lebih menjamin perdamaian, keadilan, keamanan semua bangsa.

Presiden Soeharto menilai kunjungan Perdana Menteri Jepang Zenko Suzuki ke Indonesia mempunyai arti penting dalam rangka tukar pikiran.

Untuk diketahui, Perdana Menteri Jepang Zenko Suzuki beserta istrinya mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Sabtu, 10 Januari 1981. Tamu kehormatan dari Jepang tersebut disambut oleh suara meriam sebanyak 19 kali dalam rangkaian upacara kebesaran militer untuk menyambut perdana menteri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *