BeritaHistoria

Saat Soeharto Tiba-Tiba Menangis Teringat Rakyatnya yang Miskin

×

Saat Soeharto Tiba-Tiba Menangis Teringat Rakyatnya yang Miskin

Sebarkan artikel ini

CHANNEL.CO.ID, JAKARTA – Sosok Presiden Soeharto yang cinta akan rakyatnya dikisahkan tokoh masyarakat asal Banten, H Moch Zein dalam sebuah wawancara bersama Antara pada Sabtu (20/1/2009) silam. Saat itu merupakan momen di mana Presiden ke-2 RI Soeharto baru saja menghembuskan nafas terakhirnya atau wafat.

Dalam kesaksiannya, Moch Zein yang sempat menjabat Bupati Pandeglang 1990-1995 ini menuturkan, Presiden ke-2 RI, HM Soeharto, dikenal memiliki kepedulian yang mendalam terhadap kesejahteraan rakyat, khususnya kalangan miskin.

Ia menyebut, Soeharto merasa sedih setiap kali mendengar harga sembilan kebutuhan pokok (sembako) meningkat, terutama harga beras. Bahkan, pernah suatu ketika Soeharto menangis tiba-tiba karena ingat rakyatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan.

“Hal ini yang selalu terngiang di telinga saya, manakala harga sembako naik, terutama beras, membuat Pak Harto sedih karena warga miskin kesulitan membeli,” kata Zein dalam wawancara itu.

Zein menambahkan bahwa ungkapan sedih tersebut disampaikan oleh Soeharto setelah lengser dari jabatan Presiden pertengahan Juni 2000. Saat itu ia bertemu Soeharto bersamaan dengan sejumlah ulama yang berlangsung di kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.

“Menurut saya, sikap tersebut mencerminkan kepedulian mantan Presiden terhadap masalah sosial, meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala negara,” tuturnya.

Zein mengaku sudah lima kali bertemu dengan Soeharto, baik di Istana Negara, rumah pribadi, maupun di tempat lainnya. Kesannya sangat mendalam, terutama saat Soeharto menyampaikan pentingnya pengendalian harga sembako dan memastikan agar warga miskin mampu membeli beras serta kebutuhan pokok lainnya.

“Sikap memperhatikan masalah kecil seperti ‘periuk nasi’ bagi masyarakat miskin sangat penting bagi Pak Harto. Pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat agar harga sembako tetap terjangkau sesuai dengan pendapatan,” ujarnya.

Zein kemudian mengenang Soeharto, sebagai sosok yang sangat ramah dan rendah hati. Meskipun menjabat sebagai Presiden, Soeharto tidak pernah menyombongkan diri dan selalu peduli terhadap nasib rakyat kecil.

Bahkan, dalam pertemuan-pertemuan tersebut, makanan sederhana seperti singkong rebus dan minuman dawet (cendol) menjadi sajian yang diberikan kepada tamu.

“Saat berbicara, Pak Harto selalu sopan, tidak pernah ada nada tinggi, dan karismanya sangat terasa. Jika dia menatap mata lawan bicaranya, mereka akan menunduk dengan sendirinya,” ujar Zein.

Dia juga menambahkan bahwa Soeharto sangat dekat dengan ulama dan selalu melibatkan para kiai dalam setiap kegiatan kenegaraan. Menurut Zein, sosok seperti Soeharto, yang memiliki karisma dan kepedulian mendalam terhadap rakyat kecil, sulit untuk ditemukan saat ini.

“Pak Harto sangat peduli dengan rakyat kecil, dan itu sangat tercermin dalam setiap kebijakan dan tindakannya. Sulit mencari pemimpin seperti dia sekarang,” kata Zein mengenang sosok Presiden kedua Indonesia itu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *