Channel8.co.id, Jakarta. Buku Qua Vadis Bea Cukai Indonesia : Merebut Kembali Kedaulatan Bea Cukai Indonesia, resmi diluncurkan di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (25/9/2025).
Buku Quo Vadis Bea Cukai Indonesia setebal 450 halaman ditulis oleh Dirjen Bea Cukai periode 1991-1998, Soeharjo; Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Bandung 2006, Wirawan; Sekretaris Dirjen Bea Cukai tahun 1995, RM. Darajadi Gondodiputro; Inspektorat Jenderal Bea dan Cukai periode 2006-2011, Sutardi; dan penulis senior Mahpudi.

Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Universitas Pancasila, Prof. Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho menyatakan buku ini merupakan suatu dokumentasi bagaimana para insan bea cukai menegakkan kedaulatan kepabeanan Indonesia.
“Menariknya, cara yang mereka lakukan adalah, pertama, melakukan perbaikan dengan menerapkan corporate cultural TAKWA (Taat-Amanah-Komitmen-Wiweka-Ahli) dan kedua, memperjuangkan lahirnya undang-undang kepabeanan yang baru untuk menggantikan undang-undang lama,” ujar Aris dalam sambutannya pada peluncuran buku tersebut.
Menurut Aris, keberhasilan bea dan cukai sangat dipengaruhi oleh kualitas layanannya yang didasarkan pada empat fungsi utama. Yaitu, R untuk revenue collector, C untuk community protector, T untuk trade facilitator, dan I untuk industrial assistance.
“Jika empat hal itu bisa dilaksanakan, maka industri nasional akan mampu bersaing secara global dan akan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” pungkas Aris.