BeritaSerbaneka

Banjarnegara Berduka: Operasi Pencarian Longsor Pandanarum Resmi Ditutup

×

Banjarnegara Berduka: Operasi Pencarian Longsor Pandanarum Resmi Ditutup

Sebarkan artikel ini

Channel8.co.id, Banjarnegara – Suasana haru menyelimuti Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ketika operasi pencarian korban longsor resmi dihentikan pada Selasa (25/11).

Setelah sepuluh hari penuh perjuangan, tim SAR gabungan harus menutup pencarian dengan berat hati, meninggalkan doa dan harapan bagi 11 korban yang belum ditemukan di bawah material longsor setebal 20 meter.

Upacara tabur bunga di lokasi longsor menjadi penanda berakhirnya operasi. Keluarga korban, relawan, hingga Bupati Banjarnegara Amalia Desiana hadir, memanjatkan doa bersama di tengah hamparan material tanah yang masih menutup lebih dari 10 hektare wilayah. Tangis keluarga berpadu dengan doa, menciptakan suasana yang penuh duka namun juga sarat keikhlasan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut keputusan ini sebagai pilihan yang sangat berat.

“Meski seluruh metode pencarian telah diterapkan, sebanyak 11 korban lainnya tidak berhasil ditemukan,” ujarnya.

Pada hari terakhir pencarian, tim SAR berhasil menemukan lima jenazah tambahan. Dengan temuan itu, total korban meninggal dunia mencapai 17 orang, termasuk dua potongan tubuh manusia. Sementara itu, empat warga luka-luka dan lebih dari 1.000 jiwa harus mengungsi, meninggalkan rumah mereka yang rusak berat.

 

Kerugian material begitu besar: 206 rumah roboh, dua masjid dan satu musala hancur, jalur antar desa tertutup sepanjang 800 meter, saluran irigasi rusak, hingga ternak dan usaha kecil warga ikut lenyap.

Meski pencarian ditutup, perhatian pemerintah tidak berhenti. BNPB menegaskan pendampingan psikososial, pemenuhan hak keluarga korban, serta bantuan administratif bagi keluarga yang belum menemukan anggota keluarganya akan terus diberikan. Dalam waktu dekat, 50 hunian sementara (huntara) akan segera dibangun, sebelum dilanjutkan dengan hunian tetap (huntap) sebagai solusi jangka panjang.

Bupati Banjarnegara menegaskan, fokus kini beralih ke pemulihan. “Kami tidak akan meninggalkan para penyintas. Fokus berikutnya adalah hunian sementara, rehabilitasi, dan mitigasi agar bencana serupa tidak terulang,” kata Amalia Desiana.

Penutupan operasi SAR bukanlah akhir dari cerita duka Pandanarum. Bagi warga, ini adalah awal perjalanan panjang untuk bangkit kembali. Di balik tangis dan doa, tersimpan harapan bahwa kehidupan akan perlahan pulih, meski luka kehilangan tetap membekas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *