CHANNEL8.CO.ID, JAKARTA. Putra sulung Siti Hardijanti Hastuti dan Indra Rukmana, yakni Dandy Nugroho Hendro Maryanto atau akrab disapa Dandy Rukmana mengatakan, buku “Selangkah Di Belakang Mbak Tutut” bercerita tentang kehidupan Tutut Soeharto yangDandy Nugroho Hendro Maryanto tidak pernah terekpos ke publik.
Buku dua jilid yang memuat 1000 halaman itu menurut Dandy, adalah karya yang memuat kesaksian para tokoh nasional, sahabat, rekan kerja, dan keluarga yang melihat langsung perjalanan dan perjuangan Tutut Soeharto dalam bidang sosial, dunia bisnis dan politik.
“Buku ini untuk merekam dan merangkai jejak perjalanan ibu kami melalui mata dan hati orang-orang yang pernah berjalan bersama ibu kami yaitu Hj. Siti Hardijanti Hastuti Rukmana,” ucap Dandy dalam sambutannya pada peluncuran buku Selangkah Di Belakang Mbak Tutut di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat malam (15/8/2025).
“Buku ini tidak hanya menjadi dokumentasi sejarah, tetapi wujud rasa hormat dan terima kasih atas dedikasi Beliau yang meninggalkan jejak mendalam bagi kami,” ungkapnya.

Dalam buku ini, kata Dandy, pembaca akan menemukan potret seorang ibu yang teguh namun penuh empati. Seringkali hadir dalam diam, dalam kerja senyap dengan kekuatan hati. Sosok yang berdiri dengan kekuatan bersama penuh keyakinan yang dilandasi nilai-nilai kuat, namun selalu memberi ruang bagi orang-orang di sekitarnya untuk tumbuh dan berperan.
Lebih lanjut disampaikan, buku ini tidak hanya menuturkan peristiwa tapi menghadirkan nilai kepoloporan, pengabdian, dan kasih sayang dari Tutut Soeharto. Serta merupakan warisan berharga yang semoga dapat terus relevan bagi setiap generasi.
“Rangkaian peristiwa yang tersaji dalam buku ini juga merupakan ungkapan terima kasih kepada semua pihak yang telah menjadi bagian dari perjalanan beliau,” kata Dandy.
Cucu pertama Presiden ke 2 RI, Jenderal Besar TNI (Purn) HM.Soeharto, mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dan rekan kerja sang Ibu, keluarga besar, serta masyarakat Indonesia yang telah memberi ruang bagi Tutut Soeharto untuk memajukan negara.
“Meski hanya sebutir pasir bagi perjalanan bangsa ini. Kami sadar kisah beliau bukanlah kisah yang sempurna. Justru di situlah letak nilai yang ingin kami bagi bahwa setiap perjalanan hidup pasti diwarnai tantangan, tapi bagaimana kita menjalaninnya dengan ketabahan, kesetiaan dan kasih sayang kepada sesama. Itulah yang membentuk warisan sejati,” urainya.
Menurut Dandy, keluarga besarnya dan para sahabat selalu belajar dari inspirasi yang Tutut Soeharto tunjukkan baik dalam masa suka maupun duka.
“Semoga buku ini dapat menjadi oase yang meneduhkan di tengah dinamika perjalanan bangsa serta sebagai teman dalam melihat berbagai kemajuan saat ini,” kata Dandy.
Dandy juga menghaturkan terima kasih kepada Presiden ke 6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), wakil Presiden ke 6 RI Tri Sutrisno, Wakil Presiden ke-6 RI Tri Sutrisno, Wiranto, Menteri Hukum Supratman, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, mantan Ketua MPR RI Bambang, Ketua DPD RI Sulatan BN, mantan Ketum PPUKRN Yosep Falentinus, para purna PPUKRN, tokoh nasional, dan kerabat keluarga Cendana
“Kehadiran bapak dan ibu tidak hanya menjadi kehormatan bagi keluarga, tapi juga menjadi peneguh semangat dan penghangat kami pada peluncuran buku “Selangkah Di Belakang Mbak Tutut. Atas nama keluarga, kami mengucapkan terima kasih,” pungkas Dandy. (Sri Sugiarti)