Channel8.co.id – Bekasi. Haryo Putra Nugroho (putra) dan Andrea Kirana Jane Scherer (Andie), kini telah diselimuti kebahagiaan. Pasangan yang menikah pada 25 Januari 2025 tengah menanti kelahiran buah hati pertama mereka, yang masih berusia 7 bulanan kandungan.
Memperingati momen tersebut, Sigit Harjojudarto (Sigit Soeharto) yang merupakan kakek dari Putra menggelar adat Jawa ‘Mitoni’ atau tujuh bulanan kehamilan Andie di Villa SGT, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/10/2025).
Upacara adat Jawa memperingati usia kehamilan yang ketujuh bulan Andie, diawali dengan pengajian dan tahlil bersama.

“Mitoni atau tingkepan adalah tradisi selamatan masyarakat Jawa yang berasal dari kata ‘pitu’, yang berarti tujuh (pitulungan/pertolongan). Berarti, serangkaian upacara adat ini baru bisa dilakukan pada usia kehamilan tujuh bulan,” ungkap Retno Dewanti, pemandu acara Mitoni pasangan Putra dan Andie.
Hakekat dasar prosesi adat ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kedua orang tua karena telah diberikan keturunan dan permohonan keselamatan serta ketentraman bagi si bayi kelak.
“Prosesi mitoni ini bisa diartikan sebagai ritual penyambutan atau peneguhan letak ruh pada bayi sesuai perhitungan Jawa,” ucap Retno.
Putra menyampaikan, tujuh bulan telah berlalu dan selama perjalanan waktu tersebut, limpahan rahmat dan nikmat dari Allah SWT kepada dirinya dan sang istri dalam menanti kehadiran seorang anak.
“Doa senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT, agar kami diberikan keturunan yang saleh dan salehan, berbakti pada orang tua, agama, nusa dan bangsa,” ujar Putra.
Filosofi Mitoni dan Doa Pengharapan
Masuk proses mitoni, diawali dengan sungkeman oleh Putra dan Andie pada orang tua mereka. Yakni Ari Haryo Wibowo (Ari Sigit), dan Gusti Maya Firanty Noor, selaku orang tua dari Putra. Serta David Sanford Scharer dan Indriani Kuntowati Scherer (orang tua Andie).
Sungkeman ini bertujuan meminta doa dan restu, agar diberikan keselamatan dalam persalinan nanti.

Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi siraman yang bertujuan untuk mencucikan lahir sang batin ibu dan bayi yang dikandungnya.
Siraman pertama dilakukan oleh Putra sebagai calon ayah dari anak yang dikandung sang ibu, dengan air dari tujuh sumber pilihan yang sudah dicampur dengan bunga.
Siraman selanjutnya berurutan mulai ayah dan ibu Putra, yaitu Ari Sigit dan Maya, ayah dan ibu Andie, David dan Indriani, serta sesepuh keluarga besar.

Ketujuh siraman tersebut dilakukan perlahan dengan balutan doa-doa keselamatan bagi sang ibu dan anaknya agar dijauhkan dari semua keburukan.
Penyiraman menggunakan batok kelapa utuh yang sudah ada lubangnya. Hal ini melambangkan agar anak bisa mengapai cita-cita setinggi mungkin layaknya pohon kelapa yang tinggi. Bayi juga diharapkan dapat berguna seperti pohon kelapa, yang setiap bagiannya memiliki manfaat masing-masing. Sedangkan batok kelapa yang dilubangi melambangkan bayi sudah siap dilahirkan.
Prosesi selanjutnya pecah kendi, Putra menyirami Andie air yang sudah diendapkan didalam kendi. Ini bertujuan agar dijauhkan dari emosi-emosi jiwa. Selanjutnya, Putra memecahkan kendi tersebut.
Lalu, prosesi belah cengkir atau tunas kelapa yang dilakukan oleh Putra. Prosesi ini dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin dari jabang bayi. Kalau air kelapa yang ditebas muncrat ke atas, tanda akan lahirnya anak laki-laki. Jika air kelapanya rembes ke bawah, berarti jenis kelamin bayi yang dilahirkan perempuan.
Prosesi selanjutnya, adalah pantes-pantesan.Sang ibu memilih busana dan mengenakannya,disaksikan tamu undangan. Prosesi ini dilakukan tujuh kali dengan busana yang berbeda, hingga pantas dan seluruh tamu undangan berseru.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi babon angrem. Sang ibu dan ayah menirukan gaya seekor ayam (babon), yang mengeram telur dan berkokok keras sebagai simbol tanggungjawab atas kehidupan dan kesejahteraan calon anak dan ibu. Prosesi babon angrem dilakukan dengan pemotongan tumpeng sebagai ungkapan syukur.

Prosesi penutup adalah jualan rujak dilakukan oleh calon ibu. Rujak sebagai makanan ibu hamil dibuat dari tujuh macam buah. Dalam prosesi jualan rujak ini, tamu undangan diharuskan membayar dengan kreweng atau pecahan gerabah.
Selain kaya makna filosofi dan doa pengharapan, tentu saja prosesi mitoni ini mengundang kebahagian bagi Putra dan Andie, serta tamu undangan yang hadir.( Sri )