CHANNEL8.CO.ID | Subang – Di tengah hamparan sawah Sukamandi yang hijau dan tenang, jejak sejarah kembali disusuri. Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, bersama jajaran Komisi IV dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, melakukan kunjungan kerja ke kompleks perbenihan PT Sang Hyang Seri (SHS), anak usaha BUMN Pangan.
Kunjungan ini bukan sekadar inspeksi teknis. Ia menjadi simbol kesinambungan visi swasembada pangan yang pernah digagas Presiden Soeharto pada 1968, saat beliau meninjau lokasi yang sama. Kini, putrinya kembali melangkah di tempat bersejarah itu, menyaksikan semangat baru yang tengah dibangun oleh SHS melalui program transformasi bertajuk SHS Reborn.
BACA JUGA : Titiek Soeharto Sambut Kelahiran Dua Anak Harimau Sumatera di Bukittinggi
Di tengah kunjungan, rombongan menyempatkan diri mengunjungi Tugu Soeharto, monumen kecil namun sarat makna yang menandai kunjungan sang presiden di masa awal Orde Baru. Titiek menyebut momen ini sebagai “tapak tilas sejarah pertanian Indonesia.”
“Saya bangga melihat semangat baru dari PT Sang Hyang Seri. Ini bukan hanya soal benih, tapi soal warisan dan tanggung jawab lintas generasi,” ujar Titiek.
BACA JUGA : Indonesia Gaspol Wujudkan Kemandirian Energi
Ia juga menegaskan bahwa Komisi IV DPR RI akan mengundang direksi SHS untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP), guna mendalami strategi dan dukungan yang dibutuhkan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
SHS kini memfokuskan diri pada produksi benih sumber dan sebar berkualitas, sebagai komponen vital dalam mendukung swasembada pangan. Direktur Utama SHS, Adhi Cahyono Nugroho, menyambut kunjungan ini sebagai dorongan moral dan momentum refleksi.

“Kunjungan ini mengingatkan kami akan sejarah panjang SHS sebagai garda depan pertanian nasional. Kami siap berkontribusi lebih besar,” kata Adhi.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menambahkan bahwa benih unggul adalah fondasi produksi pangan. Ia menekankan pentingnya sinergi antar-lembaga untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan, sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto.
Program SHS Reborn bukan hanya soal modernisasi sistem produksi. Ia mencakup efisiensi operasional, peningkatan kapasitas layanan, dan penguatan kemitraan dengan petani. SHS juga berkomitmen untuk menjadi pusat riset benih unggul, melibatkan anak-anak daerah yang memiliki inovasi di bidang pertanian.
“Kami ingin SHS menjadi rumah bagi inovasi benih lokal. Ini bukan hanya tentang produksi, tapi tentang membangun ekosistem pangan yang berkelanjutan,” ujar Titiek.
BACA JUGA : Sosok Pak Harto: Antara Filosofi dan Realita
Kunjungan ini menjadi pengingat bahwa swasembada pangan bukan sekadar target statistik, melainkan cita-cita yang tumbuh dari tanah, sejarah, dan kolaborasi. Di Sukamandi, benih harapan itu kembali ditanam dengan semangat, strategi, dan sinergi yang lebih matang.
Jika SHS berhasil menghidupkan kembali kejayaannya, bukan tidak mungkin Indonesia akan melangkah lebih dekat menuju kedaulatan pangan yang sesungguhnya. Dan di tengah semua itu, Sukamandi tetap menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang bangsa menuju swasembada.
							










