Channel8.co.id, Jakarta. Agus Sudono Centre menyatakan proses pengajuan gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 HM Soeharto sudah berlangsung lama, yaitu sejak tahun 2010, harus melewati banyak kajian dan tahapan.
Ketua Agus Sudono Centre, Ardianto menegaskan bahwa permohonan ini murni dari rakyat dan bukan dari keluarga. Agus Sudono Center adalah pemohon dari masyarakat yang mengusulkan ke pemerintah melalui kementrian sosial dan Dewan Gelar.
Ardianto yang merupakan cucu pertama almarhum KRMH H. Agus Sudono, menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang berperan dalam proses penetapan gelar itu. Ia menyebut Presiden Prabowo Subianto, Ketua Dewan GTK Fadli Zon, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, hingga pemerintah daerah di Jawa Tengah dan Karanganyar sebagai pihak yang banyak mendukung perjalanan panjang pengajuan tersebut.
“Banyak pihak yang terlibat, dan kami menyampaikan terima kasih atas dukungannya,” ujar Ardianto dalam acara syukuran yang mengundang 40 anak yatim piatu di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2025).
Ia menyatakan acara yang digelar hari ini, merupakan bentuk syukur atas penetapan Presiden RI ke-2, Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional, dengan berdoa bersama dan santunan anak yatim.

“Pengajuan gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden ke-2 Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto bukan proses instan. Rekomendasi dari tingkat kabupaten hingga provinsi sudah muncul sejak 2010. Pengajuannya pun melewati sejumlah tahapan dan kajian selama hampir satu setengah dekade,” ungkapnya.
Puncaknya, lanjutnya, sejak TAP MPR dicabut, dimana sudah dilakukan pemulihan nama beliau. Sehingga, sudah bisa diajukan sebagai penerima pahlawan nasional. Kita mengulangi prosesnya mulai dari Kabupaten Karanganyar, hingga Pemprov Jawa Tengah.
“Itu butuh waktu sekitar satu tahun,” ungkapnya lagi.

Tidak hanya bicara soal sang ayah bangsa era Orde Baru itu, Ardianto juga mengajak masyarakat untuk belajar dari seluruh Presiden Indonesia.
“Kita perlu meneladani nilai kepemimpinan dari para Presiden sebagi kepala negara dan pemimpin bangsa , dari Bung Karno sampai Gus Dur,” katanya.
Ia menyebut sejumlah catatan sejarah terkait kepemimpinan Soeharto, seperti program swasembada pangan, stabilitas politik, hingga pertumbuhan ekonomi yang menurutnya masih terasa dampaknya sampai sekarang.
Menurut Ardianto, penetapan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto merupakan bentuk penghargaan negara terhadap kontribusi mantan kepala negara itu dalam menjaga keutuhan dan pembangunan Indonesia pasca-kemerdekaan.
“Sudah saatnya kita melihat sejarah secara utuh. Gelar ini adalah bentuk penghargaan atas dedikasi beliau untuk bangsa,” pungkasnya.
Yayasan Agus Sudono Centre sendiri dikenal bergerak di bidang sosial-kemasyarakatan. Almarhum KRMH H. Agus Sudono—kakek Ardianto merupakan tokoh nasional yang pernah menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Agung pada era Presiden Soeharto, serta dikenal sebagai pendiri organisasi buruh FBSI dan salah satu pendiri Sekber Golkar.











