CHANNEL8.CO.ID | Solo – Di tengah geliat pembangunan nasional, proyek Jalan Tol Jogja – Solo muncul sebagai simbol perubahan yang menyentuh banyak lapisan masyarakat. Bukan sekadar jalur penghubung, tol ini menjadi harapan baru bagi warga Yogyakarta dan Jawa Tengah, menghubungkan mobilitas, ekonomi, dan mimpi-mimpi lokal yang selama ini terhambat oleh keterbatasan akses.
BACA JUGA : Dari Desa ke Dunia: Indonesia Gaspol Wujudkan Kemandirian Energi
Di balik angka-angka progres konstruksi yang kini mencapai 78,90% untuk Segmen Prambanan – Purwomartani, tersimpan cerita tentang kerja sama lintas sektor, negosiasi lahan yang nyaris rampung 100%, dan optimisme yang tak surut dari para pemangku kepentingan.
BACA JUGA : Lengkap! Ini Daftar Tol Gratis Selama Mudik Lebaran 2025
Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Rivan Achmad Purwantono, menyebut tahun 2026 sebagai tonggak penting:
“Harapan kami, proyek ini sudah bisa digunakan masyarakat hingga Gerbang Tol Kalasan.”

Sementara itu, Segmen Klaten – Prambanan telah resmi beroperasi sejak awal Juli 2025, meski masih tanpa tarif. Bagi warga sekitar, ini bukan hanya soal gratisnya akses, tapi juga tentang rasa memiliki terhadap proyek yang selama ini mereka ikuti dari balik pagar konstruksi.
BACA JUGA : Tradisi Kumpul Keluarga Pak Harto Untuk Menjaga Silaturahmi & Keharmonisan Keluarga
Di sisi lain, Jalan Tol Jogja–Bawen Seksi 6 juga menunjukkan progres stabil. Dengan capaian 75,47%, jalur sepanjang 4,98 km dari Simpang Susun Ambarawa hingga SS Bawen diproyeksikan ikut beroperasi pada 2026. Ini menambah lapisan konektivitas yang memperkuat poros tengah Pulau Jawa.
BACA JUGA : Ziarah Libur Panjang: Warga Jati Waringin Kunjungi Makam Pak Harto dan Ibu Tien di Solo
Melihat keseluruhan proyek, jelas bahwa Jalan Tol Jogja – Solo bukan sekadar infrastruktur. Ia adalah narasi tentang harapan, kolaboras9i, dan transformasi sosial. Ketika gerbang tol Kalasan dibuka nanti, bukan hanya kendaraan yang melintas, tapi juga semangat baru yang mengalir di antara beton dan aspal.